Kisah Bilal bin Rabbah: Muazin Pertama Rasulullah SAW
Bilal bin Rabbah
menjadi muazin pertama dalam Islam dan berhenti mengumandangkan adzan setelah
wafatnya Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam. Bilal bin Rabbah adalah
sahabat Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam yang memiliki jasa besar
dalam sejarah awal dakwah Islam.
Dia dikenal sebagai
pengumandang azan (muazin) pertama kali, yang menandai azan sebagai tanda
masuknya waktu shalat. Dan, Bilal adalah salah satu orang yang mengimani
ketauhidan atas Allah di saat Nabi Muhammad masih berdakwah secara
sembunyi-sembunyi.
ilustrasi: Bintang Ayudya Putri |
Bilal dilahirkan di
daerah As Sarah lebih kurang 43 tahun sebelum Hijrah (578 Masehi). Dia putra
dari Rabah dan Hamamah yang merupakan budak di Mekkah. Bilal mewarisi kulit
yang hitam sehingga kerap dijuluki ibnus sauda (putra wanita hitam). Perawakan
Bilal digambarkan dengan badan tinggi kurus, agak membungkuk, rambut lebat, dan
berkulit hitam. Dikutip laman jurnal Universitas Galuh, awalnya Rabbah
sekeluarga menjadi budak dari Bani Abduddar. Setelah Rabbah meninggal, Bilal
diwariskan pada Umayyah bin Khalaf.
Awal masuk Islam
Kisah perkenalan
Bilal dengan Islam dimulai saat dirinya masih menjadi budak Umayyah bin Khalaf
dari Bani Jumuh. Ketika dakwah Nabi Muhammad terdengar Bilal, dia tertarik dan
menyatakan diri masuk Islam di depan Nabi Muhammad. Semenjak itu, imannya tiap
hari makin kuat dalam memeluk agama ini. Kekuatan imannya ditunjukkan saat
keislamannya diketahui sang majikan.
Dalam buku Aqidah
Akhlak Kelas IV (Kemenag 2020) tertulis bahwa Bilal disiksa dan dijemur di
tengah gurun pasir. Siksaan itu bahkan berlangsung sampai beberapa hari. Kala
itu, pada perut Bilal diikat batu besar. Lehernya dililit dengan tali. Lebih
kejam lagi, anak-anak dari orang kafir disuruh menyeretnya pada perbukitan
Mekkah. Namun, Bilal tetap tegar dan hanya memohon pada Allah. Dia sama sekali
tidak mau meninggalkan Islam seperti yang diminta majikannya. Dia selalu
mengucapkan "Ahad...Ahad..." sebagai bentuk ketulusan mencintai dan
mentauhidkan Allah.
Pertolongan Allah
lantas datang melalui Abu Bakar As Siddiq. Bilal ditebus dari tangan Umayyah
bin Khalaf, lalu dimerdekakan dari statusnya sebagai budak. Lalu, Bilal
bergabung bersama kaum muslimin lain sebagai orang yang bebas.
Bilal sang
muazin
Semenjak lepas dari perbudakan,
Bilal lebih banyak menghabiskan waktu bersama Nabi Muhammad. Kedekatannya itu
membuat Bilal sangat dihormati dan dimuliakan para sahabat. Bilal juga
menorehkan sejarah sebagai muazin pertama dalam Islam. Peristiwa tersebut
terjadi pada saat hijrahnya Nabi Muhammad ke Madinah. Bilal diajak ikut serta
dalam rombongan. Masyarakat di sana juga mulai membangun masjid yang kini
sampai sekarang dikenal sebagai Masjid Nabawi.
Setelah pembangunan
masjid selesai, Bilal lalu ditunjuk Nabi Muhammad untuk mengumandangkan azan.
Bilal memiliki suara merdu nan lantang. Lalu, semenjak itu, azan dijadikan
sebagai pertanda masuknya waktu salat lima waktu. Ada kebiasaan yang dilakukan
Bilal setelah mengumandangkan azan. Dia akan berdiri di depan rumah Nabi
Muhammad seraya mengatakan, "Hayya 'alash shalaah hayya 'alash
shalaah". Begitu Nabi mulai tampak keluar dari rumahnya, iqamat akan
dilantunkan dan salat berjamaah dimulai. Bilal menjadi muazin sampai akhir
hayat Nabi Muhammad. Namun, setelah wafatnya Nabi, Bilal tidak pernah bisa
menyelesaikan lantunan azannya. Begitu cintanya pada Rasulullah, suara Bilal
akan tersendat saat melafalkan kalimat "asyhadu anna Muhammadar
Rasulullah".
Dilansir laman
Kemenag, hal itu disebabkan suara Bilal seakan tenggelam sewaktu mengucapkan
lafal tersebut. Dia teringat dengan Rasulullah dan larut dalam tangisan karena
begitu merindukannya. Semenjak Nabi Muhammad wafat tersebut, Bilal berhenti
menjadi muazin.
Tidak ada komentar
Posting Komentar